Minggu, 27 November 2011

Kendala Mencegah AIDS


         Maraknya seks bebas yang sedang terjadi di indonesia, mengakibatkan banyaknya jumlah korban penderita penyakit HIV/AIDS. Dari tahun ke tahun, jumlah penderitanya selalu mengalami kenaikan yang cukup drastis. Kebanyakan yang menjadi penyumbang terbesar adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Tidak dapat dipungkiri, maraknya praktik seks bebas dikalangan remaja dan tambah lagi dengan adanya Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bebas beroperasi membuat indonesia semakin resah dengan semua dampak buruk dari masalah ini.


        Menteri Kesehatan Indonesia Endang Rahayu Sedyaningsih, mengatakan bahwa tingkat penderita HIV/AIDS saat ini sudah mencapai angka yang cukup memprihatinkan. Hal ini merupakan fakta buruk karena mengingat bahwa  indonesia  terkenal dengan dasar ideologi pancasila dan budi luhurnya. Akan tetapi,  indonesia memiliki masalah besar yang bisa merusak nilai-nilai  luhur dan mencoreng citra Islam yang selama ini melekat dalam bangsa indonesia. Masalah desakan ekonomi dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan adalah faktor utama yang membuat para wanita menjual dirinya demi mendapatkan sesuap nasi. Hal inilah yang menjadi hambatan besar untuk mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS yang terjadi di indonesia.

    Selain semua faktor diatas, banyak keluhan yang diajukan oleh Dinas Kesehatan tentang masalah pemakaian kondom. Mereka mengakui bahwa pihaknya kesulitan dalam mengontrol penggunaan kondom di tempat pelacuran atau lokalisasi. Karena tidak semua PSK maupun pelanggan mau menggunakan kondom, hal ini secara tidak langsung bisa mengakibatkan penyakit HIV/AIDS yang tidak mereka sadari. Setelah jangka panjang, mereka baru menyadari bahwa dia telah mengidap penyakit mematikan dan belum ada obatnya ini.

        “ mana bisa kita pastikan adanya penggunaan kondom dilokalisasi atau tidak. Karena, kita tidak bisa melihat apa yang dilakukan disana dan kita tidak diperkenankan untuk mengintip. Itu masalahnya,” kata Marten Luther pada pertemuan di ruang rapat Diskesnmembahas upaya pencegahan dan menekan penyebaran penyakit HIV/AIDS, Minggu (27/11) lalu.

      Penggunaan kondom pada saat berhubungan intim dilokalisasi, berdasarkan kesepakatan antara pelanggan dengan wanita penghibur. Tapi seandainya pelanggan tidak mau menggunakan kondom, maka seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) tidak mungkin mau menolak. Mereka berdalih kalau “ Daripada rejekinya pindah tangan, mungkin PSK itu akan melayani tanpa menggunakan alat pengaman,” ujar  Marten Luther.

        Untuk menekan penularan dan menekan penyebaran virus HIV/AIDS di lokalisasi perlu ada cara lain yang lebih tepat dan lebih efektif. Kalau hanya menyarankan menggunakan kondom, dinilai masih kurang tepat. “Pembagian kondom ke lokalisasi kesannya malah membiarkan pihak tertentu untuk melakukan seks bebas. Karena selama ini, masyarakat hanya tahu bahwa fungsi kondom hanyalah sebatas mencegah kehamilan. Padahal penggunaan kondom juga bisa mencegah penularan virus HIV/AIDS. Inilah yang perlu dipahami,” tandasnya.
          
    Masalah paling penting yang harus menjadi perhatian serius dalam upaya menekan penyebaran virus HIV/AIDS khususnya di lokalisasi seharusnya melibatkan tokoh-tokoh agama. Menghindari seks bebas, adalah cara tepat agar tidak terjangkit penyakit berbahaya tersebut. Baik untuk perempuan maupun untuk laki-laki demi menyayangi diri, orang tua dan semua orang yang ada di sekitar kita. Jauhi seks bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang serta jangan sampai menyiksa diri dengan penyakit HIV/AIDS yang belum ada obatnya ini. Mendekatlah selalu kepada Allah dan selalu bentengi diri supaya tidak terjerumus dengan hal-hal yang bisa merusak moral dan mencoreng islam.

0 komentar:

Posting Komentar