Jumat, 25 November 2011

Makna dibalik Valentine’s Day

Valentine's Day
       Boleh jadi tanggal 14 Februari adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di dalam negeri maupun di belahan bumi lainnya. Sebab banyak orang yang mempercayai bahwa hari itu adalah hari yang tepat untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Hari itu adalah hari valentine, sebuah hari dimana orang barat memfokuskan untuk mengungkapkan semua rasa sayang yang dimilikinya kepada orang yang mereka anggap penting dan berharga selain anggota keluarganya.

        Dan seiring dengan masuknya beragam gaya dan budaya barat yang masuk ke indonesia, perayaan hari Valentine pun mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat indonesia yang mayoritas adalah muslim. Banyak anak muda yang bertukar bingkisan Valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresi, dan menyemarakkan suasana Valentine’s Day setiap tahunnya.


        Menurut literatur ilmiah, Valentine’ day berasal dari simbol agama Nasrani. Bahkan kalau ditelusuri sejarahnya, hari Valentine’s day berawal dari perayaan upacara agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelalius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga semenjak saat itu agama Nasrani secara resmi mengumumkan bahwa memiliki hari raya baru yaitu hari Valentine. Keterangan seperti ini tidak mengada-ada  karena pernyataan ini merujuk pada sumber-sumber terpercaya dari bangsa barat.

     Disini yang akan dibahas bukan perkara bagaimana setiap agama menyikapi hari Valentine’s Day atau ulasan tentang kontroversi yang menyangkut hari Valentine’s Day, tetapi disini lebih menekankan kepada cara kita dalam menyikapi hari yang dikenal sebagai hari kasih sayang tersebut.

    Perayaan Valentine’s Day yang terjadi di masa sekarang telah mengalami banyak pergeseran sikap dan moral yang cenderung mengarah pada hal-hal negatif. Di masa sekarang ini perayaan Valentine’s Day identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai yang paling sederhana seperti pesta, kencan, brtukar hadiah hingga praktek zina yang berembel-embel atas nama cinta. Sebagai seorang muslim dan bangsa yang baik, tentunya  kita tahu bahwa itu semua tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa indonesia dan melanggar larangan agama serta mengakibatkan dosa besar.

     Dalam semangat menjalani hari kasih sayang itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berhubungan seksual diluar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, banyak remaja yang menganggap bahwa itu adalah ungkapan kasih sayang dan bukan nafsu libido biasa. Namun, semua yang mereka anggap boleh itu sangat bertolak belakang dengan agam islam yang dengan terang-terang dan tegas melarang adannya zina.

        Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Yang paling umum dan berkaitan dengan topik ini adalah ungkapan making love (ML) yang artinya bercinta. Ungkapan tersebut seharusnyasekedar cinta yang terkait dengan perasaan dan hati, tetapi yang umum di kalangan remaja bahwa ungkapan making love (ML) adalah melakukan hubungan kelamin atau zina. Istilah tersebut telah mengalami distorsi yang parah dalam bahasa indonesia.

      Kita sebagai remaja yang notabene umat beragama dan generasi penerus bangsa masih harus melewati jalan panjang yang terbentang di depan mata dan tentunya kita tidak menginginkan kegagalan yang fatal menghampiri dan menghalangi langkah kita untuk meraih kesuksesan yang kita impi-impikan.

       Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai untuk menyaring berbagai macam budaya yang berasal dari bangsa barat karena hampir semua kebudayaan yang berasal dari barat adalah menyesatkan. Selain itu, kita harus membentengi diri dengan agama yang kuat dan jangan sampai kita menyesal di belakang karena mengikuti budaya asing yang sesat. Satu hal lagi yang penting dari semua itu adalah jangan sampai cinta membutakan mata hati dan nurani, perkuat ilmu agama kita dan berusahalah untuk selalu  mendekatkan diri pada Allah SWT.

1 komentar:

Yarif mengatakan...

Dan Nabi Muhammad bersabda, “Dan pasti kalian akan mengikuti orang-orang sebelum kalian setapak demi setapak dan sejengkal demi sejengkal, hingga kalaupun mereka masuk ke lubang biawak kalian pasti akan mengikutinya.”, Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jejak orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab , “Siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Muslim no. 2669)

Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad dalam musnadnya juz II hal. 50)

Posting Komentar