Selasa, 20 Desember 2011

Hikmah dibalik Tidur


    
     Tidur malam setidaknya 7-8 jam adalah waktu yang ideal agar tubuh bisa mendapatkan “pengobatan” mujarab. Bayangkan sebuah obat yang bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kanker, jantung, kelebihan berat badan hingga obat yang bisa meningkatkan memori dan performa para atletik, atau sekadar flu. Sebenarnya, jawabannya bukanlah obat-obatan medis, seperti suntikan atau obat oral. Kita bahkan sudah mengenalnya sejak lama. “Obat” itu adalah tidur.

       Menurut para ahli, tidur malam banyak memberikan manfaat yang positif bagi jasmani dan rohani apabila kita tidur antara 7-8 jam. Sayangnya, seperti hasil jajak pendapat terbaru oleh self.com, sekira 15 persen di antara kita hanya tidur selama enam jam semalam.

      Kita tahu bahwa makan 10 persen lebih banyak kalori per hari dapat menambah 15 pon berat badan selama setahun. Tapi, kita tak mengerti bahwa tidur kurang dari waktu tidur ideal, membawa risiko yang sama terhadap kelebihan berat badan. Faktanya, wanita yang tidur sekurangnya lima jam semalam kemungkinan bertambah berat badan minimal 33 pon dalam waktu 16 tahun ke depan dibanding mereka yang tidur tujuh jam atau lebih. Demikian menurut laporan American Journal of Epidemiology.


        Itu hanyalah permulaan. Fakta lain mengatakan, sangat baik bagi tubuh kita untuk pulih usai aktivitas lewat lima tahapan tidur dalam semalam. Empat tahapan pertama adalah kunci untuk memperbaiki metabolisme kesehatan, belajar, dan mengingat (memori). Sementara tahapan kelima atau terakhir (Rapid Eye Movement/REM) penting untuk mengembalikan mood dan membentuk memori-memori emosional. Melewatkan sebuah atau dua buah siklus, maka sistem kekebalan tubuh, kesehatan jantung, fungsi otak, akan terganggu.

Lebih dari 8 jam
     Waktu tidur lebih dari delapan jam juga kurang baik untuk tubuh; menaikkan tingkat gula yang identik dengan penyakit diabetes tipe 2, menurut jurnal Diabetes Care. Dan tidur lebih dari sembilan jam berkait dengan peningkatan risiko kematian kat para peneliti dari University of California, San Diego.

Kurang dari 7 jam
    Jika tidur kurang dari tujuh jam setiap malamnya, kemungkinan tiga kali lipat Anda menderita kedinginan dan flu. Pasalnya, tidur membantu menyempurnakan respons tubuh terhadap infeksi. Kelebihan berat badan juga menjadi kekhawatiran. Kita memroduksi lebih banyak hormon ghrelin yang berhubungan dengan nafsu makan dan sedikit hormon leptin saat kita kurang tidur.

6 jam atau kurang
    Anda mungkin mengira fungsi tubuh berjalan baik-baik saja saat tidur enam jam atau kurang. Tapi, tidur enam jam atau kurang semalam hanya selama dua minggu akan memengaruhi memori Anda, waktu untuk bereaksi terhadap suatu hal, dan kognisi otak secara umum. Akibat yang sama juga terjadi jika Anda tetap terbangun selama lebih dari 48 jam.

5 jam atau kurang
    Tidur lima jam atau kurang akan melemahkan kemampuan tubuh dalam mengatur tingkat gula darah, yang melipatgandakan risiko Anda terhadap diabetes tipe 2, menurut jurnal Diabetes Care. Dan orang yang tidur lima jam atau kurang semalam, 50 persen kemungkinan lebih banyak mengalami tekanan darah tinggi daripada mereka yang tidur lebih dari enam jam. Kemungkinan besar ini akibat peningkatan tingkat hormon kortisol, hormon stres yang menyempitkan pembuluh jantung, menurut laporan dalam jurnal Sleep.

     Bagi anda yang kuliah di ITS, syukurilah setiap waktu yang anda miliki dan manfaatkan sebaik mungkin untuk tidur. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa di ITS banyak tugas yang harus dikerjakan setiap harinya. Hal ini mau tidak mau banyak menyita waktu kita untuk tidur.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nice post:)

komment ya di aulamuchibin.wordpress.com

Posting Komentar